Ragam Tradisi Suku Dayak

Ragam Tradisi Suku Dayak

Ragam Tradisi Suku DayakRagam Tradisi Suku Dayak – Tradisi atau kebiasaan adalah sebuah bentuk perbuatan yang di lakukan berulang-ulang dengan cara yang sama. Kebiasaan yang di ulang-ulang ini di lakukan secara terus menerus karena di nilai bermanfaat bagi sekelompok orang. Sehingga sekelompok orang tersebut melestarikannya. Di lansir dari laman signalherp.

Suku dayak kalimatan yang berasal dari indonesi juga memiliki beberap tradisi yang sudah di jalankan sejak turun – temurun. Selain itu juga suku dayak sangat menghargai tradisi mereka yang sudah ada sejak dahulu kala.

Berikut salah satu dari beberapa ragam tradisi adat dayak kalimatan sebagai berikut.

Tradisi kuping panjang

Orang-orang suku Dayak, memiliki tradisi yang cukup unik yaitu memanjangkan telinganya. Tradisi ini, hanya di lakukan oleh perempuan Dayak yang berada di Kalimantan timur. Ada sebuah anggapan ketika seorang perempuan Dayak memiliki telinga panjang, maka ia akan terlihat semakin cantik. idn poker88

Tato

Tradisi kedua dari masyarakat suku Dayak ialah tato yang menjadi simbol dari kekuatan serta hubungan mereka dengan Tuhan, perjalanan kehidupan, dan lain sebagainya. Hingga kini, tradisi tato masih di miliki dan di lakukan oleh masyarakat suku Dayak.

Ngayau atau berburu kepala

Ngayau atau berburu kepala merupakan salah satu tradisi yang di miliki oleh masyarakat suku Dayak dan telah di hentikan saat ini. Alasanya, karena tradisi ini cukup mengerikan dan mengancam nyawa seseorang.

Ngayau merupakan tradisi di mana seseorang dari suku Dayak akan berburu kepala musuhnya. Tradisi ngayau ini hanya di lakukan oleh beberapa rumpun Dayak saja, yaitu Ngaju, Iban, serta Kenyah.

Ragam Tradisi Suku Dayak

Tiwah

Tradisi suku Dayak selanjutnya ialah Tiwah, Tiwah merupakan upacara pemakaman yang di lakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju, di mana mereka akan membakar tulang belulang dari kerabat yang telah meninggal dunia.

Menurut kepercayaan Kaharingan, tradisi Dayah Tiwah, di percaya mampu mengantarkan arwah dari orang yang telah meninggal agar mudah menuju dunia akhirat atau di sebut pula dengan nama Lewu Tatau.

Manajah antang

Selanjutnya ialah manjah antang, tradisi ini merupakan suatu ritual untuk mencari di mana musuh berada ketika berperang. Menurut cerita masyarakat Dayak, ritual manajah antang merupakan ritual pemanggilan roh leluhur dengan burung Antang.

Di mana burung tersebut di percaya mampu memberitahukan lokasi musuh. Selain di pakai ketika berperang, tradisi manajah antang pun di pakai untuk mencari petunjuk-petunjuk lainnya.

 Mantat Tu’Mate

Seperti halnya Tiwah, tradisi mantat tu’mate merupakan tradisi untuk mengantarkan orang yang baru saja meninggal dunia. Namun mantat tu’mate berbeda dengan Tiwah.

Sebab, mantat tu’mate di lakukan selama tujuh hari dengan konten acara iring-iringan musik serta tari tradisional.

Setelah upacara selama tujuh hari selesai, barulah jenazah kemudian akan di makamkan.

About the Author

You may also like these